Cinta
Indonesia dari Tanah Kita.
Indonesia adalah sebuah Negara agraris yang berkepulauan
dari sabang sampa merauke. Dari jumlah pulau yang beribu-ribu, jarak ratusan
bahkan jutaan mil yang membentang berbagai kekayaan. Kekayaan alam, budaya,
satwa, dan manusia tentunya. Apa benar 70 tahun Indonesia merdeka ? . Saat
ribuan orang yang bisa berbicara masih memprotes darn ribuan alam yang diam menderita,
serta ribuan rencana besar yang kadang hanya menjadi slogan.
Bagaimana kita bisa menciptakan perubahan itulah yang
selalu di gadang. Coba bayangkan jika hanya satu orang yang berada pada
pagelaran sendratari Ramayana,, apa bisa satu orang memerankan banyak karakter
secara bersamaan ? tentu tidak. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk Negara
kita Indonesia ?
Ingat kita mempunyai tempat berpijak yang kadang terlupa
oleh keinginan menggembara di Negara orang lain. Disinilah dimana kita hendak
memuali cinta, memulai tumbuh dan hidup untuk bisa bersaing dengan dunia yang
katanya memang sangat keras. Jika di ladang sendiri dipuja orang lain dan
membuat iri bangsa tetangga mengapa kita
tak harus bangga dan berlomba-lomba untuk meninggalkanya untuk bangsa asing.
Apa salah ? tentu benar pernytaan tersebut. Saat Indonesia akan merdeka seluruh
pejuang mati-matian mengumpulakan massa membangun bneteng kuat yang bisa
digunakan untuk berlindung, meskipun akhirnya darah dan keringat mereka juga
menjadi semen untuk benteng-benteng yang berpondasi semangat kebebasan dan
kemerdekaan, namun adanya faham Go Internasional yang kuat mempengaruhi cara
pandang yang merupakan alat utama penentuan nasib seseorang menjadi boomerang bagi kita sendiri. Sudah
sukses lalu tergiur dengan kehidupan diluar negeri itulah kenyataanya.
“Bangsa yang kaya potensi seakan lemah karena lumpuhnya
pemerintahan yang berjalan “ apa benar
seperti itu ? kenapa kita hanya memberikan beban jutaan jiwa dan jutaan mil
wilayah laut dan darat pada stu gedung orang yang biasa kita caci maki ? “ well
done is better than well said ‘ Benyamin Franklin “ dilakukan dengan baik jauh
lebih baik daripada dikatakan dengan baik. Jika kita sadar dan mau membuka
cermin dan melihat dengan jelasa satu persatu , tentu banyak dari dalam diri
kita yang bisa kita perbaiki jika terdapat kekurangan dan mengunakan apa yang
bisa berguna bagi orang lain.
Kita hidup di tanah air yang dimana terdapat banyak adat
yang berkembang , banyak system yang berjalan dalam masyarakat. Banyak petuah
orangtua yang kadang kita lupakan. Sebagai generasi yang muda kita di tempa dan
di godok agar mempunyai ilmu yang banyak dan segudang untuk bekal meraih
cita-cita kita. Agar tidak sama dengan cara pikir orange-orang terdahulu, lalu
apa guna para eteran yang mempunyai nadi dalam sejarah perjuangan? Indonesia
Negara pancasial dengan banyak keragaman namun tetap satu “Bhineka Tunggal Ika
“ ada yang baik kita ambil dan ada yang salah kita buang. Sebenarnya ini adalah
masalah waktu penggunaanya dan jaman penjajahan mempunyai strategi berjuang
sesuai dengan masa itu, dan sekarang kita juga harus mempunyai strategi tempur
sesui jaman yang sedang kita hadapi.
Indonesia slalu di puja-puja akan nusantara yang elok dan
indah. Jawa, Kalimantan, sumatera, Bali, Papua, Sulawesi dst. Bangun Indonesia
dari tempat mu berpijak, satu tindakan nyata bisa menyelamatkan Negara kita
dari penjajahan bangsa lain. Dari korupsi kolusi dan nepotisme akut yang
berkepanjangan, dari kesenjangan hokum si kaya dan si miskin, dari moral bejat
dan tak senonoh yang diidolakan. Bukankah baik meninggalkan bekas baik walau
setitik karena setitik kejahatan hitam bisa menodai putihnya kertas kosong yang
tentu akan dilihat karena keburukanya. Kita harus mau dan mampu meninggalkan
bekas kebaikan agar anak kita menirukan hal yang sama.
Tanah ku dalah tanahmu dan kita mempunyai bagian dalam
tegaknya tiang yang menyangga beban bangsa yang kita jadikan kewjiban untuk
dilakukan tanpa pamrih dan imbalan.
0 komentar:
Posting Komentar